AntiMainstream

LuarBiasaBloggerAda sebuah kisah yang patut menjadi renungan kita bersama bagaimana kita mensikapi hidup dan perjuangannya. Pada suatu ketika seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Gembira hati orang tersebut karena telah melepaskan kesulitan yang diderita oleh kupu-kupu itu. Namun, kupu-kupu tadi mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap yang mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Dari kisah tersebut kalau kita renungi kadang-kadang yang namanya perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan dan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan. Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang“. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan maha Penyayang.

Ada ungkapan bijak lainnya dari pujangga terdahulu

Kita memohon Kekuatan…
Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.

Kita memohon kebijakan…
Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan Hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
Kita memohon kemakmuran…
Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
Kita memohon Keteguhan Hati…
Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.
Kita memohon Cinta…
Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
Kita Memohon kemurahan/kebaikan hati…
Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita. Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.
Tetaplah berjuang…berusaha…dan berserah diri…
Jika itu yang terbaik maka pasti Tuhan akan memberikannya untuk kita.

Bersyukurlah karena kamu belum memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan,
seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan.
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu,
karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit,
karena di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu,
karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru,
karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.

Bersyukurlah karena Dia mengatur hidup kita dengan cara yang antimainstream 🙂

Hidup adalah perjuangan, di sanalah kita juga butuh pengorbanan.

26 thoughts on “AntiMainstream

  1. soeman jaya says:

    Anehkah … kalau tidak menyukai sesuatu yang ‘biasa … dengan sendirinya menyukai sesuatu yang ‘tidak biasa. Jadi, kalau ada orang yang menyukai sesuatu yang ‘tidak biasa, senang melakukan hal-hal yang ‘tidak biasa … dapatkah dikategorikan sebagai orang yang anti mainstream..?
    Jujur saja, kini saya memang senang dengan yang beda. Tidak setiap yang beda-beda pasti saya suka. Beda-beda yang saya suka sekedar beda yang ringan-ringan saja. Beda yang tidak dosa. Salah satu contohnya, kini saya mementingkan Salat Isya dan Subuh berjamaah di masjid (dekat rumah). Salahkah mementingkan kedua sholat fardu itu berjamaah di masjid, dibandingkan sholat fardu yang lain? Dapatkah ini juga dikategorikan sebagai orang yang anti mainstream..? Entah iya entah tidak – entahlah …
    Yang jelas sejak ikut ODOP (selalu merindukannya), saya ingin berobah kehal yang lebih baik …selalu ‘terasa beda yg baik dan buruk … namun selalu saja ada godaannya … 😀

    • kekekenanga says:

      menurut saya, kegiatan yang Mas lakukan bukanlah kegiatan yang antimainstream, krn mmng itulah yang seharusnya dilakukan laki2.. mengutamakan sholat di masjid drpd dirumah.. Yang antimanistream adalah ketikan Mas mempertanyakan kesalahan dari hal tsb, bukankan itu hal yang baik 🙂

      btw ini membahas judul yah bukan isinya mengenai cara bersyukur hihihiii

      • soeman jaya says:

        Ooo cara bersyukur ya … 🙂 Dari berbagai sumber saya dapat pembelajaran bahwa ‘ber-Syukur itu bisa dengan 3 cara : ‘dengan Hati (menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata-mata karena anugerah dan kemurahan Ilahi), ‘dengan Lidah (Alhamdulillah … sumber nikmat adalah Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sambil memuji-Nya … ODOP, melaksanakan cara lisan ini (?) – ingat, dari ODOP (saya dapat jatah/list tilawah utk saya ‘baca/tela’ah arti/makna-nya) …) … dan ‘dengan Perbuatan (dengan bekerja dan berusaha dimuka bumi Allah ini dalam rezeki yg halal … … salah satu contohnya : “Dialah (Allah) yang menundukkan lautan (untuk kamu) agar kamu dapat memakan darinya daging (ikan) yang segar, dan (agar) kamu mengeluarkan dan lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari karunia-Nya (selain yang telah disebut) semoga kamu bersyukur” (QS. An-Nahl [16]: 14). …
        Yang pasti saat ini, saya tidak ‘risaukan hajat dan nikmat yg belum saya ‘miliki, tapi saya ‘risau akan hajat dan nikmat yg belum saya ‘syukuri. Subhanallah …

        • soeman jaya says:

          Ralat ya – was2 ‘taqabur…) … 🙂
          ‘Yang pasti saat ini, saya tidak ‘risaukan (harusnya : ‘risau- ya, risauu) hajat dan nikmat yg belum saya ‘miliki, tapi saya ‘risau (harusnya : ‘lebih risauu…) akan hajat dan nikmat yg belum saya ‘syukuri.

  2. Beby says:

    Ah. Itu makanya pengalaman dan proses adalah sesuatu yang berharga ya, Ke.. Ngebuat kita jadi tau apa itu berjuang, dan ngga seenak udel karena semua-semua lancar en gampang banget jalaninnya.. 🙂

  3. BangKoor says:

    Hmmm.. kata orang, pedang terbaik adalah yang ditempa dengan suhu yang sangat panas, lalu dicelupkan ke dalam air yang dingin dengan tiba-tiba. Kebayang nggak tuh gimana perjuangannya si pedang. Kalo itu orang, pasti sakit banget. Tapi yang dia dapat, dia jadi pedang paling tajam dan kuat

    *komen aku nyambung nggak sik?

  4. kangjum says:

    Menjadi pribadi pantang menyerah dan tangguh tidak lain adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk selalu bersyukur apabila ia dihadapkan pada sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kenikmatan, kesuksesan, atau pun mendapat rezeki.

    Namun justeru sebaliknya, jika dihadapkan pada sesuatu yang tidak diberkenan, entah itu berupa kesedihan, kegagalan, musibah. Seorang pribadi yang pantang menyerah harus memiliki pertahanan untuk selalu bersabar. Dan selalu siap untuk memposisikan diri setiap kejadian yang akan menimpanya.

    Menjadi pribadi yang tangguh tidak harus kuat seperti superhero yang ada difilm-film. Tapi, menjadi pribadi yang tangguh adalah berusaha pasrah dan selalu berusaha untuk bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang menimpanya.

  5. dhico velian says:

    Setuju sekali… Banyak dari kita yang sering mengeluh dengan keadaan yg ada, padahal jika kita bisa menyikapinya dengan benar menurut aturan yg diturunkanNya pasti kita akan tenang. Sekalipun disaat itu situasi sedang tidak kondusif. Karena tujuan seorang muslim adalah ridhoNya bukan kebahagiaan dari sudut pandan manusia.

Leave a reply to ysalma Cancel reply